Wahyu Febrianto
3EB06
27211323
3EB06
27211323
Berpikir Deduktif
Menurut saya cara berfikir deduktif adalah
cara berfikir mengenai hal-hal yang bersifat umum terlebih dahulu kemudian
dihubungkan dengan bagian-bagian khusus dari hal-hal umum tadi secara lebih
rinci atau dengan kata lain penjelasan tentang bagian-bagian umum tersebut.
Menurut para ahli:
Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction
yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan
yang khusus dari yang umum, lawannya induksi (Kamus Umum Bahasa Indonesia hal
273 W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006)
Deduksi adalah cara berpikir dimana dari
pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang
dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah
kesimpulan. (Filsafat Ilmu.hal 48-49 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar
Harapan. 2005)
Metode berpikir deduktif adalah metode
berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya
dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. (wikipedia).
Macam-macam Berfikir Deduktif :
1.
Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan
kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan
sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah
rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contoh Silogisme :
·
Semua
manusia akan mati
·
Amin
adalah manusia
·
Jadi,
Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
2.
Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara
langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak
diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh Entimen :
·
Proses
fotosintesis memerlukan sinar matahari
·
Pada
malam hari tidak ada matahari
·
Pada
malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
Berpikir Induktif
Menurut saya berfikir induktif adalah
kebalikan dari cara berfikir deduktif dimana penjelasan mengenai hal-hal khusus
terlebih dahulu lalu kemudian ditarik kesimpulan secara umum dari hal-hal
khusus tadi.
Menurut para ahli :
Induktif adalah cara mempelajari sesuatu yang
bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum
(Kamus Umum Bahasa Indonesia, hal 444 W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006)
Induksi merupakan cara berpikir dimana
ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat
individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam
menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum
(filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)
Berpikir induktif adalah metode yang
digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum
yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang
belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
(wikipedia)
Jalan induksi mengambil jalan tengah, yakni
di antara jalan yang memeriksa cuma satu bukti saja dan jalan yang menghitung
lebih dari satu, tetapi boleh dihitung semuanya satu persatu. Induksi
mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada semuanya) di antara bukti yang
diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain yang sekawan, sekelas dengan
dia benar pula.
Ada 3 jenis penalaran induktif :
1.
Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan
peristiwa – peristiwa khusus untuk untuk mengambil kesimpulan umum.
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian
besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan
rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta,
contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran ini bertolak dari
sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat umum
menuju kesimpulan umum yang mengikat umum yang mengikat seluruh fenomena
sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Contoh generalisasi :
Pemakaian bahasa Indonesia deseluruh daerah
diindonesia dewasa ini belum dapat dikata seragam. Perbedaan dalam struktur
kalimat, lagu kalimat, ucapan terlihan dengan mudah. Pemakaian bahasa Indonesia
sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Diungkapkan
persurat kabaran, radio, dan TV pemakaian bahasa indonesia belum lagi dapat
dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka kita pun pada umumnya juga belum
memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia yang terjaga baik. Fakta – fakta
diatas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan. Jika
dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika dipanaskan, emas
memuai. Jika dipanaskan, platina memuai.
Macam
– macam generalisasi :
Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena
yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan
kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum
diselidiki.
Generalisasi tidak sempurana
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian
fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang
belum diselidiki.
Penalaran generalisasi bertolak dari satu
atau sejumlah fakta (fenomena atau peristiwa) khusus yang mempunyai kemiripan
untuk membuat sebuah kesimpulan. Sejumlah peristiwa khusus dibuat dalam bentuk
kalimat, kemudian pada akhir paragraf diakhiri dengan kalimat yang berisi
generalisasi dari peristiwa. Peristiwa khusus yang disebutkan pada bagian awal.
2.
Analogi
Adalah membandingkan dua hal yang banyak
persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan
dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara
membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya. Dalam berfikir
Analogis, kita meletakan suatu hubungan baru berdasarkan hubungan-hubungan baru
itu. Dan kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa jika sudah ada persamaan
dalam berbagai segi, ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Pada
pembentukan kesimpulan dengan jalan analogi, jalan pikiran kita didasarkan atas
persamaan suatu keadaan yang khusus lainnya. Karena pada dasarnya hanya
membandingkan persamaan – persamaan dankemudian dicari hubungannya. Maka sering
kesimpulan yang diambil tidak logis.
Dari penjabaran diatas, dapat dikatakan bahwa
penalaran analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan
data. Analogi juga dapat dikatakan sebagai proses membandingkana dari dua hal
yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu
ditarik suatu kesimpulan.
Contoh Analogi:
Kita banyak tertarik dengan planel mars,
karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata
surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti bumi. Temperaturnya hampir
sama dengan bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi
matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti bumi. Jika bumi ada mahluk.
Tidaklah mungkin ada mahluk hidup diplanet Mars.
Untuk menjadi seorang penari professional
atau ternama dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Demikiannya dengan seorang
atlit untuk dapat menjadi atlit professional dan berprestasi dibutuhkan latihan
yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang penari maupun
seorang atlit diperlukan latihan yang rajin dan ulet.
3.
Hubungan
Akibat Sebab
Hubungan akibat sebab merupakan suatu proses
berfikir dengan bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat,
kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat
tadi.
Contoh Hubungan Akibat Sebab :
Masalah pengangguran merupakan masalah serius
yang harus diselesaikan pemerintah, seperti beberapa waktu lalu diberitakan
dimedia cetak dan ibu kota, bagaimana ribuan pencari kerja hars berdesakan
bahkankan pingsan untuk mendapatkan pekerjaan. Menurut laporan media cetak hal
ini terjadi karena dalam waktu dekat ini banyak perusahaan menufaktor yang akan
tutup. Sehingga harus melakukan PHK. Selain itu minimnya kahlian atau rendahnya
kualitas SDM menjadi faktor penyebab banyaknya pengangguran di ibukota.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://www.perkuliahan.com/makalah-kalimat-deduktif-induktif-bahasa-indonesia/#ixzz1pRmbONbr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar